Hikmah Pagi : Mengenal Zuhud dari seorang ‘Ulama

Sumber gambar: google.com

Berbicara tentung “Zuhud”, identik dengan meninggalkan dunia secara total. Hal ini tentunya tidak dibenarkan, salah seorang Ulama’ mengemukakan bahwa zuhud adalah bila kamu diberi dunia tapi hatimu tidak condong kepadanya. 

Karim asy-Syadzili dalam bukunya 250 Hikmah, pada bagian yang ke 82 beliau menuliskan makna zuhud sebagimana berikut.

ليس الزهد هو الجهل بالحياة وهجر أسباب العمل، وقصور الباع في مختلف الحِرف، وترك زينة الدنيا عجزا عن بلوغها أو بلادة عن تذوق الجمال الذي أودعه الله فيها. ورب نبي استمتع بالمال والبنين، وهو مع ذلك من الزاهدين! ورب مجرم عاش يشتهي ويتلمظ، فما كان فقره رفعة لشأنه، ولا زيادة في حسناته. إن الزهد ألا تبيع مثلك العليا بملك الدنيا إذا خيرت بين هذا وذاك.

Zuhud bukanlah masa bodoh terhadap kehidupan, meninggalkan sebab-sebab beramal, dan keterbatasan kemampuan dalam berbagai keahlian. Meninggalkan kesenangan dunia tidak mampu mencapainya atau lemah untuk menikmati keindahan yang dikaruniakan Allah Ta’ala. Boleh jadi seorang Nabi menikmati harta dan anak-anaknya, tetapi dia tetap zuhud. Bisa jadi seorang penjahat hidup menikmati kehidupan walaupun kemiskinannya tidak mengangkat taraf hidupnya dan tidak ada tambahan kebaikannya.

Sesungguhnya zuhud itu ketika dihadapkan dengan dua pilihan ini dan itu, engkau tidak menjual sifatmu yang mulia dengan dunia.

Semoga Allah menjaga kita semua-Nya dan memasukkan kita golongan orang-orang yang zuhud, yang menjaga kehati-hatian di dunia untuk menuju akhirat-Nya. Aamien Allahumma Aamien, Al-Faqir Ila Allah ZA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@templatesyard