Sumber gambar: google.com |
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا
“Jika diantara kalian melihat seorang wanita, lalu dia hatinya terpesona, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita tersebut.” (HR.Tirmidzi Jami'ul Ahadits Jilid 3/161, Sunan Tirmidzi No. 1158).
Rasulullah menegaskan:
عَنْ جَابِرٍ: أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى امْرَأَةً، فَأَتَى امْرَأَتَهُ زَيْنَبَ، وَهِيَ تَمْعَسُ مَنِيئَةً لَهَا، فَقَضَى حَاجَتَهُ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى أَصْحَابِهِ، فقَالَ: " إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ، فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ "
Jaabir menceritakan : Bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat seorang wanita. Kemudian beliau pulang menemui isterinya, Zainab, yang waktu itu sedang menyamak kulit miliknya. Maka beliau menunaikan hajatnya (menggaulinya). Setelah itu beliau keluar kepada para sahabat dan bersabda : “Sesungguhnya wanita itu datang menyerupai syaithon (menggoda dg pesonanya) dan pergi menyerupai syaithon. Karena itu jika seseorang dari kalian melihat wanita (tanpa sengaja, kemudian syahwatnya berkobar) hendaklah ia mendatangi isterinya (menyelesaikan hajatnya). Karena hal itu bisa menghilangkan (syahwat yang menggelora) yang ada dalam dirinya” (Shahiih Muslim no. 1403).
Begitu dahsyatnya syahwat, maka memang dibenarkan oleh para Ulama' termasuk ulama' tafsir yang populer Syekh Mutawally Sya'rowi beliau mengatakan: bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada, maka bagi para bujang segera mendatangi keluarganya untuk segera melamarnya bagi yang sudah menikah segera mendatangi istrinya agar tertunaikan syahwatnya. Maka betul ungkapan para pakar linguistik kenapa yang mempesona perempuan bukan laki-2 karena alat kelamin (pr) disebut 'farj' yang memiliki arti membuka (buka-bukaan), sedangkan alat kelamin laki-laki disebut 'dzakar' yang memiliki arti ingat (kepada Allah) jadi kalau ada yang buka-bukaan segera ingat kepada Allah agar tidak terpesona terlalu jauh. (Lihat: Lisanul 'Arab Ibn Mandzur dan Mu'jamul Maqoyisil Lughoh Ibn Faris).
Jadi mari senantiasa mengingat Allah agar terhindar dari bahaya syahwat yang tidak terkontrol. Semoga Allah melindungi kita semuanya Aamien Allahumma aamien. Al-Faqir Ila Allah ZA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar